Thalut vs Gideon

Di dalam kitab suci Al Quran diceriterakan bagaimana Thalut, raja pertama Israel suatu ketika harus memimpin peperangan melawan musuh, dan dikisahkan bagaimana Thalut menguji tentara-tentaranya dengan sebuah sungai, guna menyeleksi siapa-siapa yang layak maju berperang. Berikut ayatnya:


Artinya:

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

Ayat tersebut menceriterakan mengenai salah satu kisah bangsa Israel yaitu sebuah kejadian seputar pemerintahan Thalut. Jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya, yaitu Qs 2:246-247 tahulah kita bahwa Thalut adalah raja pertama bangsa Israel yang hidup sekian ratus tahun sesudah Nabi Musa.Bangsa Israel mempunyai catatan sejarah yang bagus, sehingga tentu saja mereka memiliki catatan seputar kisah raja pertama mereka. Di dalam Kitab Suci bangsa Israel, kisah tentang raja pertama Israel tercatat di dalam Kitab I Samuel pasal 9-31 yang mengisahkan bagaimana bangsa Israel meminta seorang raja pertama mereka, dan Tuhan memilihkan Saul sebagai raja pertama bagi Israel (I Samuel pasal 2 dan seterusnya), kemudian masa pemerintahan raja Saul, segala sepak terjangnya, peperangannya, kemenangannya, sampai kepada ketidak-taatan raja Saul, sehingga TUHAN menolak Saul sebagai raja, dan TUHAN memilih Daud untuk menggantikan kedudukan Saul selaku raja Israel kedua. Akhirnya di pasal 31 dari Kitab I Samuel dikisahkan bagaimana raja Saul tewas dalam suatu peperangan yang sengit. Tetapi siapapun dapat meneliti bahwa dari Kitab I Samuel pasal 9 sampai dengan pasal 31 , mustahil ditemukan sebuah ceritera bagaimana TUHAN menguji tentara Israel dalam sebuah sungai di pemerintahan raja Saul dengan melihat cara prajurit meminum air sungai. Tidak akan ada.  Jika peristiwa itu pernah terjadi, maka mustahil tidak dicatat dalam kisah raja-raja Israel, mengingat hal tersebut suatu peristiwa historis yang mewarnai sejarah perjalanan bangsa Israel di era raja-raja pertama. Kitab suci Al Quran memang tidak menyebut nama Saul, tetapi Thalut, namun ini hanya soal bahasa saja, mengingat bahwa Quran menyebut Thalut sebagai raja pertama Israel, sementara Israel mencatat raja pertama mereka bernama Saul. Jadi Thalut dalam Quran sama dengan Saul dalam Kitab Suci bangsa Israel.

Kisah tentang bagaimana TUHAN menguji bangsa Israel dalam sebuah sungai, di dalam Kitab Suci bangsa Israel memang ada, namun kisah tersebut justru terjadi di masa Hakim-hakim, yaitu di masa Gideon memerintah sebagai salah satu Hakim di Israel, sekian ratus tahun sebelum Israel mempunyai seorang raja. Ini ayatnya:

Hakim-hakim 7:1-7
1 Adapun Yerubaal -- itulah Gideon -- bangun pagi-pagi dengan segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka berkemah dekat mata air Harod; perkemahan orang Midian itu ada di sebelah utaranya, dekat bukit More, di lembah.
2 Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku.
3 Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang.
4 Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi."
5 Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum."
6 Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.
7 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."

Satu-satunya peristiwa di kisah bangsa Israel dimana Tuhan memilih prajurit-prajurit yang boleh berperang dengan menyuruh mereka untuk meminum air sungai dan dengan melihat cara meminum air sungai dapat diseleksi prajurit-prajurit yang boleh maju perang, hanyalah di kisah Hakim Gideon, dan tidak ada yang lain.

Tetapi Al Quran mencatat bahwa dalam zaman pemerintahan Thalut lah, Allah menguji prajurit-prajurit untuk maju berperang dalam sebuah sungai. Silahkan pembaca menilai sendiri, apakah Israel yang salah menulis kitab sejarahnya, ataukah Al Quran salah wahyu?

Namun cukup menarik bahwa dalam Qs 2:246-249 hanya tertulis "nabi mereka", padahal yang dipakai Tuhan untuk memilih raja pertama Israel adalah Nabi Samuel. Apakah Jibril lupa nama nabi Samuel, sehingga hanya mengatakan "nabi mereka" ??? (Qs 2:246-248).

Selamat merenung, shalom, shalom, shalom.






7 komentar:

  1. http://edwardgustaf.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks udah respons, walau hanya menjawab dengan memberikan link.
      Saya sudah masuk ke blog Anda, sdr Gustaf, dan memberikan beberapa komentar, semoga ditanggapi.
      Saya senang Anda berprinsip: No OOT (out of topic), no Hujah.
      Shalom.
      http://rohsuci.blogspot.com

      Hapus
  2. http://edwardgustaf.blogspot.com/2012/06/kebiadaban-dracula-sang-pahlawan-perang.html#links

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks udah respons, walau hanya menjawab dengan memberikan link.
      Saya sudah masuk ke blog Anda, sdr Gustaf, dan memberikan beberapa komentar, semoga ditanggapi.
      Saya senang Anda berprinsip: No OOT (out of topic), no Hujah.
      Shalom.
      http://rohsuci.blogspot.com

      Hapus
  3. Jika faktanya Allah tidak pernah menguji prajurit Israel dalam sebuah sungai di zaman raja Saul (Thalut), TETAPI Al Quran mengatakan bahwa Allah menguji Israel dalam sebuah sungai di zaman raja Thalut, maka artinya adalah bahwa Al Quran salah ceritera.
    Jika Allah tak mungkin salah bicara, maka siapakah yang mewahyukan Quran??

    BalasHapus
    Balasan
    1. AlQur'an diwahyukan kepada nabi Muhammad yang terlahir tidak bisa baca tulis....tetapi dia hafal seluruh isi AlQur'an sedangkan nabi Muhammad tifak bisa baca tulis tetapi bisa hafal ribuan ayat..coba anda mengucapkan 100 kalimat yang anda karang sendiri tanpa bacaan dan tulisan..kemudian anda ulang lagi kira2 anda bisa mengatakan yang sama dan urut nggak dengan yang anda katakan sebelumnya...semoga menjadi renungan anda..

      Hapus
  4. Kalau begitu, menurut Anda Quran salah? Saya kira Quran diturunkan kepada Muhammad dengan bentuk bahasa yang tidak pernah dirubah sejak diturunkan 14 abad yang lalu, dan setiap Quran selalu berbahasa Arab dan kadang disertai terjemahan. Jadi Quran terjaga keasliannya, dan seragam diseluruh dunia. Saya akan sangat berterima kasih kalau Anda juga menyertakan Alkitab dalam versi bahasa asli ketika diturunkan, sehingga tidak menimbulkan kerancuan bagi penilaian kita. Terima kasih.

    BalasHapus